Halaman

Jumat, 13 Januari 2012

Dampak Buruk Pembatasan BBM pada UMKM

Ekonom Universitas Gadjah Mada, Anggito Abimanyu, menyampaikan kekhawatirannya jika rencana pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dengan penggunaan pertamax jadi dilakukan, bisa berdampak buruk pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"Jadi mengubah dari premium ke pertamax tidak sulit. Jadi bisa dilakukan pemerintah. Namun, kami melihat dampaknya adalah pengguna premium oleh kelompok menengah ke bawah," ujar Anggito dalam konferensi pers, di Jakarta, Jumat (13/1/2012).

Menurut Anggito, kelompok masyarakat menengah ke bawah tidak punya akses pada bahan bakar gas. Oleh sebab itu, penggunaan pertamax, yang memang tersedia secara pasti ketimbang gas, akan dilakukan. Jika pertamax dikonsumsi UMKM, maka laba usaha bisa turun. Risiko paling besar, usaha bisa bangkrut hingga terjadi pemutusan hubungan kerja.

Apalagi, UMKM tidak bisa serta-merta mengalihkan beban operasional yang bertambah karena pemakaian pertamax, yang kini ada di harga Rp 8.350, kepada konsumen. Apalagi harga pertamax berfluktuasi seiring dengan harga pasar. "Apabila akhir April pertamax ada di harga Rp 9.000, apakah benar akan dilaksanakan," tegas Anggito. "Kepada merekalah kami berpikir keras bagaimana caranya mereka diberikan insentif," tambah dia.

Sebagai solusi, Anggito menyebutkan ada tiga hal yang kiranya bisa membantu UMKM. Pertama, harga pertamax diberikan batas atas misal Rp 7.000. Kedua, mengubah pelat mobil dari hitam ke kuning untuk sementara supaya UMKM dapat subsidi. "Berarti itu harus ada pendaftaran," kata dia.

Ketiga, hasil penghematan BBM bersubsidi dikembalikan berupa semacam bantuan langsung tunai kepada UMKM sebagai insentif. "Apa insentifnya silakan pemerintah mengkaji kembali," terangnya.


sumber :

up2det 13 Jan, 2012


-
Source: http://www.terselubung.up2det.com/2012/01/dampak-buruk-pembatasan-bbm-pada-umkm.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com

0 komentar:

Posting Komentar